Hikmah subuh ...MATI DUA KALI DAN MATI SETIAP HARI
Bismillah.
Ada beberapa ayat yang yang memperingatkan kematian yang dua kali, dan kematian yang setiap hari.
Kematian yang dua kali (dan kehidupan yang dua kali), adalah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'aala:
قَالُوْا رَبَّنَاۤ اَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَاَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوْبِنَا فَهَلْ اِلٰى خُرُوْجٍ مِّنْ سَبِيْلٍ
"Mereka menjawab (di Neraka):
"Yaa Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari Neraka)?""
(QS. Ghafir: Ayat 11)
Juga di QS Al Baqarah ayat 28, dsb.
Maka, sungguh, kita semua para makhluk ini, mati dua kali dan hidup dua kali.
Sungguh kita dulu, mati.
Tidak ada kita ini, dulu. Ingatkah kau di mana kita dulu, sebelum di Bumi ini?
Lalu kita diadakan oleh Allah, dihidupkanNya.
Lalu diberikanNya segala fasilitas dan kenikmatan di kehidupan ini, yang tidak dapat dihitung karena begitu banyaknya dan beragamnya (QS An Nahl ayat 18, 'Aali 'Imraan ayat 14, dsb.).
Utamanya, nikmat petunjuk keselamatan yang luar-biasa, yakni Islaam, agama Salaamah, agama Saliim, agama Tasliim, agama Musliim, agama Ketuhanan Yang Maha Esa, agama Monoteisme, agama Unitarian, agama yang ada sejak awal jaman bahkan sebelum jaman dihitung serta Langit dan Bumi dipisahkanNya - 'Big Bang' - dari yang satu berpadu dan lalu Langit dikembangkanNya (QS. Al Anbiyaa' ayat 30, Adz Dzariyaat ayat 47, dsb.), 'The Expanding Universe', dengan 124.000 nabi dan rosul.
Maka kau dan aku dipilihNya, ditentukanNya sebagai manusia, yang - alhamdulillah - kita bukanlah dipilihNya, diciptakanNya, ditentukannya untuk hidup sebagai Jinn, Serangga, Kumbang, Kecoak, Kucing, Kera, Singa, Unta, Kuda, Kambing, Anjing, Cacing, Cacing di perut Anjing, Elang, Bangau, Nuri, Kasuari, Gurami, Lele, Tuna, Salmon, Lumba-lumba, Hiu, Paus, Udang, Kepiting, Kerang, Plankton, Virus, Bakteri, Jasad Renik, Kelapa, Manggis, Apel, Mawar, Anggrek, Melati, Beringin, Trembesi, Jati, Batu, Gunung, Udara, Bumi, Matahari, Meteor, Galaksi, Nebula, dll.
Kita dipilihNya sebagai manusia! Ternyata!
Jelas, ini!
Dengan segala hak dan kewajiban kita, sebagai Manusia, yang jelas berbeda daripada hak dan kewajiban Kucing!
Inilah in syaa Allah juga, mengapa "Agama" itu adalah "Dien" dalam Bahasa Arab, yang artinya dalam kata dasarnya adalah "Daan", atau "Hutang".
Ini Hutang yang amat pantas, karena tidak ada dari kita yang berandil apapun. dalam menciptakan apapun di kehidupan ini.
Bahkan kita tidak pernah ikut menciptakan diri kita sendiri, termasuk bagaimana wajah, bagaimana tubuh, apa jenis kelamin kita, apakah punya aurat atau tidak, siapa orang tua kita, apa ras kita, di mana lahirnya, dll.
Jika kita tidak melaksanakan Dien ini, maka tentu saja hutang yang pantas ini, pantas kita tunaikan nanti di kehidupan yang kedua, yang karena kita berhutang, tentu kita harus membayarnya, dengan tidak ada pilihan lain, kecuali di Neraka Jahannam. Jika kita durhaka terhadapNya! Sang Maha Raja di Raja Yang Maha Esa!
Na'uudzubillahi min dzaliik!
Maka kali inilah kehidupan yang pertama kali. Maka janganlah juga sampai kita sia-siakan.
Dan pastilah akan datang kematian yang kedua (QS Al Maidah ayat 61-62, Al Waqi'ah ayat 60, Al Jumu'ah ayat 8, Al Munafiquun ayat 11, Al Haqqah ayat 27, Al Baqarah ayat 281, Al An'aam ayat 62, dst.) yang kita tidak tahu hendak ke mana, setelah kematian itu.
Apakah akan pantas di Surga.
Ataukah pantas di Neraka.
Dan ini mengerikan, utamanya bagi yang Kafir, dia menyesal, hingga dia ingin kembali ke Dunia (QS Al Mu'minuun ayat 99, QS Al Baqarah ayat 165-167, Al An'aam ayat 27, Aali Imraan ayat 197, dsb.).
Kemudian, rupanya juga, mereka yang menjerit-jerit meminta tolong di Neraka, di kehidupan yang kedua itu, dijawab:
ذٰ لِكُمْ بِاَنَّهٗۤ اِذَا دُعِيَ اللّٰهُ وَحْدَهٗ كَفَرْتُمْ ۚ وَاِنْ يُّشْرَكْ بِهٖ تُؤْمِنُوْا ؕ فَالْحُكْمُ لِلّٰهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ
"Yang demikian itu (sebab-musabab mereka dihukum hingga menyesal di Neraka dan ingin sekali keluar darinya), karena sesungguhnya kamu mengingkari, apabila diseru untuk menyembah Allah saja.
Dan jika Allah dipersekutukan, kamu percaya.
Maka keputusan (sekarang ini), adalah pada Allah Yang Maha Tinggi, Maha Besar."
(QS. Ghafir: Ayat 12)
Maka inilah dia kematian yang dua kali, dan pula kehidupan yang dua kali.
Dulu kita mati.
Dan hidup kini.
Nanti akan mati.
Lalu hidup lagi.
Lalu mengenai kematian yang setiap hari, adalah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'aala:
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُخْرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ؕ اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya, dan nyawa (seseorang) yang belum mati, ketika dia tidur; maka Beliau (Allah) menahan nyawa (orang) yang telah Beliau tetapkan kematiannya, dan Beliau melepaskan nyawa yang lain, sampai waktu yang ditentukan.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah, bagi kaum yang berpikir."
(QS. Az-Zumar: Ayat 42)
Juga QS. Al An'aam ayat 60, dsb.
Jadi kita setiap hari amat dekat dengan kematian. Setiap kita tidur, kita mati. Nyawa kita, Ruh kita, dipegangNya. Dikembalikan ke badan atau tidak, terserah Allah.
Pertanyaannya kini, maka, apakah kita sudah siap, jika satu saat, entah kapan, dimatikan Allah?
Dan kemudian mempertanggungjawabkan semua fasilitas, semua pinjaman, semua amanah, semua kenimatan, dari Allah ini?
Maka sungguh, semoga kita dapat mengisi kehidupan yang pertama ini dengan sebaik-baiknya. Hingga tidak malu dan tidak menyesal kala mempertanggungjawabkan ini semua, ketika berjumpa Allah nanti.
Dan contoh terbaik, teladan kita, dalam kehidupan ini, diberitahukanNya, adalah kaum Salafush Sholih, kaum Pendahulu Yang Salih, yakni seluruh 124.000 nabi dan rosul dan para muridnya.
Khususnya teladan atau as Sunnah dari Rosuululloh Muhammad - shollollohu 'alaihi wasallam - dan 3 generasi pertama saudara kita yang dijamin Allah sebagai yang terbenar, terbaik, dan dinyatakan sebagai role-models, contoh terbenar, terbaik, bagi kehidupan kita, yakni:
Generasi pertama (Shahabah Nabi), lalu generasi kedua (Tabi'iin), lalu generasi ketiga (Tabi'ut Tabi'iin).
Ingatlah juga bahwa ada banyak keterangan jelas dari ayat Al Qur'ah, dan - apalagi - dari Hadits, bahwa masa kini adalah masa Akhir Jaman.
Masamu dan masaku ini, adalah masa Akhir Jaman.
Ini adalah - walaupun dibukakan Allah semakin banyak kenikmatan Ilmu Sains, dan Teknologi -juga masa yang:
Paling kacau, masa yang paling mencekam, masa penuh fitnah kebohongan pemutarbalikan fakta, masa saat Hukum dikacaukan seenaknya, masa saat ada Penguasa-penguasa yang zalim dan kroninya yang tidak tahu malu, masa Riba merajalela, masa Khamr mudah didapatkan, masa kemaksiatan ada dalam banyak bentuk dan dikira sebagai yang benar, masa-masa Muslimiin dizalimi, masa saat yang Sunnah cenderung dijauhi sementara yang Maksiat termasuk Bid'ah bahkan Syirik justru dipopulerkan, dsb.
Dan ada Perang Terbesar Umat Manusia dan Jin di Akhir Jaman ini.
Disebut sebagai Al Malhamah Al Kubro. Atau Al Majiduun (Perang Kemuliaan). Yang di kalangan Non Muslim dikenal sebagai Armageddon.
Seluruh kaum Kafiruun dan Munafiquun akan mengepung, mengeroyok umat Muslimiin.
Dan ada kedatangan Dajjal Al Masih, la'natullah, yang di kalangan sebagian Non Muslim - khususnya Yahudi dan termasuk Syi'ah yang adalah hasil bentukan kaum Yahudi, Majusi Persia, Filsafat, dan Mistik - justru dikenal sebagai Penyelamat, Mesias, Imam mereka.
Dan ada kedatangan Rosuululloh 'Isa (Esau atau Yeshua) bin Maryam, 'alaihis salaam, yang di kalangan khusus Kristen dikenal sebagai tuhan atau anak tuhan, dan akan kembali menjadi Hakim bagi mereka (mereka juga waspada terhadap kedatangan The Beast atau Dajjal itu dan menantikan Yesus kembali).
Bagi kita, tentu saja beliau, 'Isa - 'alaihis salaam - bukanlah Tuhan. Tidak mungkin adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dan beliau memang akan menjadi Hakim, menegakkan kembali agama Tauhiid, agama Monoteisme ini, agama Islaam.
Dan beliau, 'Isa 'alaihis salaam, akan membai'at Imam Al Mahdi, seseorang yang dipilih oleh Allah untuk memimpin kekholifahan di masa Akhir Jaman, sebelum Kiamat.
Dan beliau - Al Mahdi - adalah keturunan Rosuululloh - shollollohu 'alaihi wasallam - dari jalur Al Hasan bin Ali bin Abi Tholib.
Maka Dajjal dan seluruh kaum pasukannya akan dikalahkan, tumpas. Kemungkaran, kedurjanaan, berhenti.
Dan kemudiaan saat itulah tercapai kondisi terbaik bagi seluruh makhluk. Tauhiid, keselamatan, kemakmuran, kesejahteraan.
Demikian.
Kemudian di tengah segala gambaran beratnya kondisi dibmasa Akhir Jaman ini, maka mungkin orang jadi bertanya, bagaimana cara kita dapat selamat, dan apa bagian kita dari keutamaan Salafush Sholih?
Ketahuilah, ada jaminan-jaminan keutamaan - justru ada - bagi mereka yang hidup di tengah tekanan kekacauan Akhir Jaman yang mencekam ini, jika tetap di jalan yang lurus, bertaubat dari kesalahan, dan meneladani Salafush Sholih.
Meneladaninya dalam segala sisi.
Dan ingatlah, para Salafush Sholih itu, para nabi dan rosul dan para muridnya itu, juga adalah:
Raja, Pangeran, Menteri, Panglima Perang, Ksatria, Hakim, Pebisnis, Guru, Peternak, Penggembala, dsb.
Maka tentu saja karenanya, Islaam, mengharuskan mereka dan kita, mengurusi segala hal amanah Allah di kehidupan ini.
Makhluk berupa manusia, jin, hewan (fauna), tetumbuhan (flora), Ekologi dan Ekosiatem, udara, air, api, bumi, planet, dll., adalah urusan Muslimiin. Amanah dari Allah.
Dan Muslimiin pantas dan bahkan perlu turun di seluruh hal Poleksosbudhankam, atau Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan, dan apapun. Ini semuanya adalah tentu saja urusan Muslimiin.
Apakah anda atau mereka kira, Islaam ini 'hanyalah' tentang urusan syahadat, sholat, zakat, puasa, umroh-haji, saja?
Hanya urusan dzikr dan doa saja?
Bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa memerintahkan manusia yang memilih untuk beriman, untuk hanya berdzikr dan berdoa saja, di sistem Matriks Agung kehidupanNya ini?
Atau agar prinsip dan tatacara Islaam dipergunakan saat urusan anak lahir, aqiqah, sunat, menikah, sakit, mati, yatim-piatu saja?
Saja?
Dan prinsip Islaam ditinggalkan, tidak perlu ada, tidak digubris, dipinggirkan saat ada urusan politik Pilkada, Pilpres, urusan Perbankan, urusan Hukum, urusan Tender dan Bisnis, urusan Pertahanan Militer serta Perang, urusan Keamanan Kepolisian, dsb.?
Jelas, tidak.
Halo, pak?
Bu?
Dik?
Kak?
Sungguh, semua hal ini sungguh diterangkan dengan jelas, di ayat-ayat Al Qur'an, dan - apalagi - di Hadits-hadits yang Hasan, Shohih, bahkan Mutawattir dan Muttafaq'alaihi.
Dan di Ijma' (kesepakatan) serta Atsar (contoh) kaum Salafush Sholih itu. Catatan Tarikh (Sejarah) dan Fatwa 'Ulama membuktikannya.
Maka jangan sampai salah pilih. Di antara dua masa Kematian ini.
Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ الرَّسُوْلُ بِالْحَـقِّ مِنْ رَّبِّكُمْ فَاٰمِنُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ ؕ وَاِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
"Wahai manusia!
Sungguh, telah datang Rosul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah (kepada-Nya), itu lebih baik bagimu.
Dan jika kamu (memilih menjadi) kafir, (itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa-apa yang ada di Langit dan di Bumi.
Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nisaa': Ayat 170)
اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ؕ وَمَا لَـکُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
"Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki kerajaan Langit dan Bumi?
Dan tidak ada bagimu Pelindung dan Penolong selain Allah."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 107)
اَوَلَمْ يَنْظُرُوْا فِيْ مَلَـكُوْتِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍ ۙ وَّاَنْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ قَدِ اقْتَرَبَ اَجَلُهُمْ ۚ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَهٗ يُؤْمِنُوْنَ
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan Langit dan Bumi dan segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya waktu (kebinasaan) mereka?
Lalu berita mana lagi setelah ini yang akan mereka percayai?"
(QS. Al-A'raf: Ayat 185)
Wallohua'lam. Walhamdulillah. Wastaghfirulloh.
Abu Taqi Mayestino