Broadcast dari Sosial Media
silahkan di share jika bermanfaat.
hubungi admin jika ada kesalahan, supaya diperbaiki.
#taulebihdulu
#lebihdulutau
Friday, March 24, 2017
DIREKTUR UTAMA BNI SYARIAH DIGANTI MENDADAK
DIREKTUR UTAMA BNI SYARIAH DIGANTI MENDADAK
Kemarin pagi dikasih tahu, siangnya serah terima, sorenya langsung perpisahan. Dan hari ini, Direktur Utama yang baru, sudah mulai efektif bekerja. Siapa Dirut BNI Syariah yang diberhentikan mendadak ?
Beliau adalah Bpk. Imam Teguh Saptono, senior saya di IPB. Kebetulan satu group WA di Forum Alumni IPB Pejuang Al Maidah #Spirit212. Sejak dibawah kepemimpinan beliau, BNI Syariah banyak melakukan terobosan, termasuk dalam urusan muamalah. Beberapa diantaranya :
- Menghapuskan denda keterlambatan karena denda financial adalah riba.
- Mengkampanyekan Riba Amnesty
- Pengagas Griya Swakarya dalam akad bisnis property dengan para developer.
- dan beberapa kebijakan lain yang sangat mungkin membuat gerah pihak-pihak tertentu.
Ini pesan beliau kepada rekan-rekan seperjuangan :
"Para sahabat surga, per hari ini amanah sy sbg dirut bnisyariah berakhir. Sebagai konsekuensi logis dr keberpihakan yg tdk mungkin sy hindari dan pungkiri. Semua normal tdk ada yg aneh krn memang bnisy mungkin belum milik ummat. Mohon maaf bila ada kesalahan slm menjabat di bnisy."
======
Saya sebagai penggagas skema Bisnis Property Syariah tanpa bank, menilai pemberhentian mendadak beliau sebagai Dirut BNI Syariah, semakin menunjukkan bahwa bank bukanlah instrumen yang akomodatif terhadap bisnis syariah. Bank tetaplah penopang utama sistem kapitalisme yang rakus, rusak, sesat dan menyesatkan. Bank tidak bisa dengan mudahnya dirubah oleh orang-orang didalamnya, bahkan seorang Dirut sekalipun. Ada kekuatan besar dibelakangnya. Ada para kapitalis dibelakangnya. Ada sistem pengendalinya dibelakangnya.
Ah... sudahlah...
Bagi teman-teman developer yang sudah terlanjur kagum, terkesima, takjub, gumun, heran dengan beberapa perubahan sementara di bank tersebut, kembalilah ke rumah kita, rumah yang akan kita besarkan bersama-sama. Sekaligus rumah yang nanti akan meruntuhkan kecongkakan industri perbankan. Rumah kita, Developer Property Syariah :
#TanpaBank
#TanpaRiba
#TanpaDenda
#TanpaSitaPaksa
#TanpaAsuransi
#TanpaBI_cecking
#TanpaBeaAdministrasi
#TanpaAkadBermasalah
Mari kita perjuangkan...
Membumikan syariah dalam bisnis..
Atau kita binasa dalam memperjuangkannya.
Takbir!
Untuk lelaki
🌜BUKAN SEMBARANG LELAKI🌛
Apa ciri khas dari kelaki-lakian? Bukan otot sixpack atau tulang kawat yang jadi ukuran🏋♀ . Sebab sekarang banyak lelaki sixpack tapi ngondek. Tulang kawat, gayanya akhwat🤐. Kalau ada masalah suka baperan. Masalah bertumpuk malah suntuk. Padahal simpel, kalau masalah bertumpuk ya tinggal dijejerin aja. Gak numpuk lagi. Beres kan?
Singkatnya, lelaki sejati itu diukur dari sikapnya bukan sekedar postur tubuh. Perut boleh buncit, tapi bertanggung jawab nyari duit. Otot lengan emang gak segede Ade Ray💪. Tapi saat diminta menggendong anak, segera menjawab "Okay!"
Inilah lelaki sejati. Saat menikah sudah menyadari bahwa bisa menghamili istri, maka bisa juga mengurus semua itu dan ini. Gak cuma mau enaknya doang. Ngurus anak juga mau. Terlebih bahwa anak itu nasabnya ke si ayah. Jadilah ia di akherat yang ditanya. Gak bisa ngumpet lagi di belakang tubuh istri seperti waktu tukang kredit datang menagih.
Inilah al qowwam. Fitrah yang diberikan kepada kaum adam. Sejak lahir sudah siap mengatur alam. Alam aja siap dikelola, apalagi keluarga. Jadi kalau direpotin sama anak istri dengan banyaknya tuntutan, nyantai aja bro. Namanya juga laki. Jangan cemen gitu lah.
Itulah kenapa, saat punya anak jangan langsung bangga lantas mengaku diri sudah menjadi Ayah. Untuk bisa disebut ayah, gak cukup bermodalkan punya anak. Ini sama bodohnya dengan orang yang punya bola, ngaku-ngaku pemain bola. Untuk bisa dipanggil ayah, maka terima konsekuensinya yakni siap mengasuh anak bersama istri tercinta.
Sibuk cari nafkah? Repot dengan banyak kerjaan? Itu resiko jadi lelaki. Lelaki emang harus gitu. Sibuk dan produktif di luar. Salah kaprah kalau bilang bahwa supaya dicap ayah hebat trus harus resign dari kantor, kemudian bisnis online pasang instagram sambil nawarin produk kecantikan, 'Cek IG aku ya, Sis'. Bukan gitu juga kali. 😂
Lelaki emang harus sibuk. Tapi ketika dituntut menjadi ayah, dia siap. Sebab dia sadar, ayah itu bukan sembarang lelaki. Kalau lelaki biasa merasa cukup dengan memiliki anak, maka ayah dituntut untuk bisa mendidiknya di tengah waktu yang terbatas dengan berbagai siasat.
Tengoklah Ibrahim. Ayahnya para nabi. Allah jadikan namanya sebagai teladan hingga keluarganya pun dipuji atas seluruh alam (ali imran ayat 33). Usaha gigihnya menjadi sosok ayah idaman di tengah kesibukan wajib kita renungkan.
Dimulai dari visinya yang tercatat dalam alquran. Lihat surat ibrahim ayat 35 hingga 37. Ia buat pondasi bagi istrinya selaku eksekutor lapangan. Dengan tahapan pendidikan yang tepat. Dimulai dari aqidah, lanjut ibadah hingga akhlak dan lifeskill bagaimana menjadi pribadi yang simpatik serta mandiri dalam pengelolaan rezki. Semua tersampaikan dalam untaian doa yang indah.
Dari sinilah Ibrahim mencontohkan, bahwa sosok ayah menjadi penentu arah akan tugas pengasuhan. Mau dibawa kemana anak kita? Semua tergantung visi dan misi seorang ayah. Ibu selaku pelaksana cuma mengikuti garis garis besarnya.
Sungguh repot bagi ibu yang diamanahkan mengurus anak tapi tak tau hendak dijadikan apa sang ananda? Ayah menuntut ibu menjadi madrasah pertama bagi anak namun ia lupa bahwa dirinyalah kepala sekolahnya.
Setelah visi tertuangkan, maka pemilihan lokasi tempat tinggal jangan diabaikan. Ibrahim rela membawa anak dan istrinya berpuluh puluh kilometer melewati gurun nan tandus guna mencari lokasi yang baik bagi pengasuhan anaknya.
Dipilihlah mekkah. Negeri yang tandus dan kering. Lah? Kenapa juga harus disana? Tegakah ibrahim? Gak mikirin aspek strategis lokasi tempat tinggalnya. Sudahlah tandus tak ada tanaman pula. Jangan nanya indomaret, tukang voucher pulsa, tempat ngegym atau sport center. Air aja kagak ada disana. Namun pilihan lokasi di mekkah adalah buah dari visi Ibrahim yang jelas dalam pengasuhannya. Alasan dekat dengan rumah Allah yakni Ka'bah di negeri yang diberkahi, menjadi alasan utama.
Jadi visi yang kuat menentukan pengambilan keputusan dalam pengasuhan. Bukan sekedar asal punya tempat tinggal. Termasuk buat ayah di era sekarang. Memilih rumah, bahkan sekolah akan menjadi lebih mudah kalau jelas visinya apa. Salah visi, salah ambil keputusan. Anak dijadikan korban.
Inti dari tulisan yang dibuat kepepet ini cuma menyadarkan bahwa, sosok Ayah jangan dipandang sebelah mata. Amat besar perannya dalam tumbuh kembang anak. Membiarkan anak tanpa sosok ayah, sama dengan merencanakan kerusakan generasi masa depan. Terlebih jika punya anak lelaki. Ayah yang cuek dan cuma mikirin ngasih duit 🤑tanpa mau mengasuhnya, sejatinya sedang 'berternak' bencong di rumah sendiri. Banyak anak lelaki gagal menjadi lelaki karena kehilangan role model yaitu ayah.
Tulisan sederhana ini hanya mengingatkan tentang tanggung jawab lelaki. Salah satunya harus siap menjadi ayah. Jangan biarkan istri repot sendirian karena lelahnya mengurus anak. Segera seka air matanya dan bisikkan : "Setelah ini takkan aku biarkan kamu menangis lagi sendirian," Begitu istri tersenyum segera , tekadkan diri untuk mengasuh anak bersama pasangan di tengah kesibukan. Kenapa? Karena ayah bukan sembarang lelaki. Ayah lelaki sejati. 😍
(Bendri Jaisyurrahman)
Subscribe to:
Posts (Atom)